Selasa, 03 November 2009

jalan jalan ke pantan terong

Pantan Terong merupakan nama salah satu kawasan perbukitan di kota takengon yang sudah di jadikan kawasan wisata alam dan agrowisata. Lokasinya berada di barat laut, yakni desa Tensaran daling kecamatan Bebesen.


Untuk mencapai lokasi ini dapat menggunakan roda empat dan roda dua, namun akan lebih seru dan menantang jika berjaan kaki, karna medannya yang menanjak untuk menantang andrenalin, dikiri kanan jalan juga di suguhi pemandangan kebun kopi dan pertanian lainnya,pengunjung juga akan di temani hutan hutan kecil dan hutan pinus di sepanjang jalan.


Sesampainya di puncak anda akan di manjakan dengan pemandangan yang menakjubkan, di sebelah utara anda akan dapat menyaksikan kekokohan gunung Burni Telong dan Geirudong, bandara Reumbele dan Kawasan bener Meriah, di hadapan anda terbentang hamaparan danau laut tawar yang tenang bagaikan dalam lukisan, akan lebih indah lagi bila suasananya agak mendung, nuansa eksotik akan anda rasakan saat hujan perlahan datang dari arah Kecamatan bintang perlahan bergerak menutupi danau, Di sebelah kanan anda akan menyaksikan pemandangan Kecamatan Pegasing,Lapangan Pacuan Kuda Tradisional Gayo dan pegunungan yang menjadi pagar dataran Tinggi Gayo, di belakang anda berdiri kokoh tiga bukit yang di tumbuhi pepohonan besar yang merupakan kawasan di lindungi.


Di lokasi ini juga telah tersedia sarana penunjang untuk peristirahatan pengunjug, berupa sebuah rumah peristirahan yang di lengkapi dengan fasilitas pendukungnya, seperti musholla, toilet, kantin dan plaza, meskipun tidak begitu di kelola dengan baik, sudah lumayan buat kawasan yang baru di buka, meskipun sangat di harapkan akan menjadi lebih baik lagi.




lokasi pemancingan lhok mata ie


lhok mata ie, berada sekitar 6 km dari kota banda aceh tepatnya berada di seberang perbukitan ujung pancu, aceh besar nanggro aceh darussalam..untuk mencapai lokasi ini terlebih dahulu harus mendaki pegunungan ujung pancu selam 45 menit berjalan kaki.. di tengah perjalanan anda di tantang sedikit mengeluarkan andrenalin dan sedikit fisik untuk melewati jalan setapak berbatu dan berlumpur dikala musim hujan tiba.
akan tetapi suara burung di antara dahan pohon kan menghilangkan rasa capek itu, hembusan angin di tengah sabana juga begitu akrab dengan kita..setidaknya sekali menanjak, dua kali melintasi sabana dan di temani rerimbunan hutan untuk mencapai lokasi ini...







































Senin, 02 November 2009

Susur Pantai Ujung Pancu - Ulele

Pantai sepanjang Ujung Pancu hingga ke Uleheu ini memiliki ciri khas seperti pantai-pantai di Aceh umumnya, terhitung memanjang, dari utara hingga selatan. Dulu, sebelum peristiwa tsunami terjadi, di pantai ini sangat ramai dikunjungi pada hari hari libur oleh masyarakat aceh seain wisatawan, juga para nelayan serta moge penjaja ikan segar yang menawarkan untuk memanggang dan memasakan ikan-ikan tersebut agar bisa langsung dinikmati oleh pengunjung pantai. Namun saat ini tidak tampak satupun tempat makan serupa itu lagi. Seakan pergi bersamaannya dengan luruhnya rimbunan pohonan pantai yang bertumbangan akibat gerusan tsunami.akan tetapi pantai ujung pancu masih meninggalkan eksotisme tersendiri yang berbatas denganperkampungan dan bukit bukit terjal dan tinggi. Birunya air laut nan berpendar hijau bayangan sekitarnya, terpadu dengan birunya langit serta hijaunya pepohonan di atas bukit bukit itu. Akupun memandang terjalnya punggungan Gle Goh Leumo dan menggumamkan keinginan untuk mendakinya. Pastilah itu yang juga dirasakan para penikmat Pantai sepanjang 12 Km ini ketika mendekati lokasi ini.

Keindahannya memang tersembunyi, letaknya pun sesungguhnya hampir sama dengan hitungan menit menuju Lhok Nga, namun kesunyian yang ditawarkan pantai ini memang menjadi daya tarik yang berbeda.

Di sini pengunjung bisa berenang, ombaknya juga tenang karena pantainya memang dangkal, Sejauh mata memandang, hanya keindahan warna alam yang tertangkap oleh indra penglihatan. Pasirnya pun pasir putih, bercampur tanah iat yang di tumbuhi bakau yang di tanam pasca tsunami untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah terjadinya erosi pantainya, pada beberapa sisi pantainya, pasir selembut dan seputih tepung bisa ditemui. Pantai ini paling pas untuk menyepi, bahkan memancing, terlebih ketika hati sedang gundah, dengan memandang keindahannya, seolah segala duka luruh bersama dengan hembusan angin pantai yang menyapu kulit pean di bawah cemara yang mulai tumbuh seiring berjalannya waktu.

Menikmati sore yang tenang, sambil membawa sebungkus kopi, maklum pantai ujung pancu ini tidak menawarkan kedai maupun warung sesederhana apapun. Benar-benar hanya meyajikan pantai yang indahnya saja.

Kamis, 06 Agustus 2009

Penyusutan Danau Laut Tawar

Oleh : Arsadi Laksamana

Debit air Danau Laut Tawar di Aceh Tengah, terus menyusut. Penyebabnya; hutan gundul dan pemanasan global. Takengon memang tak sedingin dulu lagi.

KabarIndone
sia - Berkunjung ke Kabupaten Aceh Tengah, sepertinya belum lengkap kalau tidak bertamasya ke Danau Laut Tawar. Selain pemandangan yang indah, danau ini juga punya banyak legenda rakyat. Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi purba. Terletak di sebelah timur Kota Takengon, di dataran tinggi Gayo, 1.250 meter di atas permukaan laut. Danau terluas di Aceh.

Sangat memprihatinkan danau yang indah
ini di ambang kehancuran. Airnya terancam kering. Tiap tahun terjadi penyusutan volume airnya. Dalam masa lima tahun terakhir, airnya sudah surut dua meter. Kepedulian warga sekitarnya juga kurang. Danau kebanggaan orang Gayo ini, kini seperti seorang gadis cantik yang dirundung duka, ditinggalkan kekasihnya. Kekeringan danau tinggal menunggu waktu.

Secara fisik, dari hasil penelitian Ir. M. Saleh M.si yang terangkum dalam buku ekosistim danau Laut Tawar tahun 2000, danau ini mempunyai luas 5,472 hektar, panjangnya 17 kilometer. Sedangkan lebarnya 3,219 kilometer. Diperkirakan volume airnya berjumlah 2,5 triliun liter.

Di sekitar danau saat ini dilengkapi prasarana jalan, yang merupakan jalan provinsi, panjang jalan utara 18 km, panjang jalan selatan 24 km. Jumlah aliran air yang masuk ke danau ini sebanyak 25 sumber aliran, terdiri dari sungai, alur, aliran dengan debit total 10.043, liter/detik. Sementara air yang keluar, hanya satu melalui sungai Krueng Peusangan dengan debit 5.664 liter/detik. Jumlah aliran air tersebut sebenarnya sudah berkurang sejak tahun terakhir. Kalau pun masih ada yang tersisa, airnya sudah sedikit. Danau ini punya kedalaman rata-rata untuk jarak 35 meter dan 8,9 meter untuk 100 meter. Dari pinggir kedalamannya rata-rata 19,27 meter, untuk jarak dari pinggir 1.620 meter danau ini memiliki kedalaman 51,13 meter. Untuk suhu danau, 21 hingga 70 derajat celcius, mulai tempat paling dangkal hingga tempat paling dalam.

“Dulu ketika saya masih berumur 15 tahun, sering mandi di jembatan, saya dan kawan-kawan sering melompat dari jembatan ke sungai, saat itu airnya masih dalam,” ujar Isranudin Harun, salah seorang pekerja LSM Tajuk, sebuah LSM Lingkungan di Takengon. Jembatan yang dimaksud adalah jembatan di Kampong Bale, Kecamatan Laut Tawar. Sebuah desa di pinggiran Kota Takengon, persis di pinggir danau. Jembatan penyeberangan yang melintasi sungai Peusangan.

Saat ini di sepanjang sisi sungai, dipenuhi dengan keramba penduduk setempat. Kebanyakan tidak beraturan. Saling berdesakan. Hanya menyisakan sedikit ruangan di tengahnya. Keramba-keramba ini juga berdesakan dengan WC umum, tempat cuci pakaian dan tempat mandi. Di tambah lagi tempat pembuangan limbah pasar daging dan ikan.

“Sekarang, kalau kita bisa melewati sungai tidak perlu takut tenggalam, bahkan di sisi sungai sering digunakan untuk tempat main volley pantai,” ujar Harun. Harun adalah anak danau, ia kelahiran Desa Toweren, Kecamatan Laut Tawar. Sebuah desa yang persis berada di pinggir laut tawar. Dia mengaku punya ikatan batin dengan danau yang penuh dengan cerita rakyat ini. Bersama teman-temannya, ia membentuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan, Maret 2008 lalu. Keadaan fisik Harun tidak sempurna, ia cacat, kaki kirinya kecil sebelah. Sejak lahir, kalau berjalan ia tertatih. Bersama teman-temannya, dia mengembangkan sebuah spesies bunga langka bernama Bunga Jenyung Bukit, bunga aneh yang mirip bunga Sakura yang dalam masa hidupnya punya empat musim.

“Kami masih baru, tapi walaupun baru, kami telah membuat tiga kali program penghijauan di sekitar laut tawar,” tambahnya. Menariknya, dua program mereka, dananya merupakan dana sendiri, tidak ada founding (penyumbang), dari pihak manapun.

“Setahu saya, LSM lingkungan di Aceh Tengah, sangat kurang,” ujarnya. Meski ia mengaku LSM-nya bukanlah satu-satunya. Ada empat LSM lingkungan di Aceh Tengah, tapi eksistensi programnya tidak terdengar. Anehnya, setahu saya mereka sering ikut pelatihan,” ujar Harun.

Bagi Harun, Laut Tawar meski dijaga, karena danau ini bukan saja kebutuhan Kabupaten Aceh Tengah tapi kabupaten lain seperti Bireuen, Aceh Utara dan Bener Meriah. Maklum, kabupaten tetangga Aceh Tengah ini, keadaan topografi tanahnya lebih rendah dari Aceh Tengah.

Selama ini, rembesen air danau Laut Tawar telah membantu kesebururan tanah Bener Meriah. Begitu juga dengan Kabupaten Bireuen, Lhokseumawe dan Aceh Utara. Air sungai Peusangan mengalir kedua kabupaten tersebut.

“Sumber air bersih kedua kabupaten itu juga berasal dari air danau laut tawar, persawahan di sepanjang jalur sungai Peusangan di tiga kecamatan irigasinya juga bergantung pada air danau ini,” ungkap Harun.

Potensi lain dari Danau Laut Tawar adalah, hadirnya ikan Depik, ikan khas Aceh Tengah. Konon ikan ini hanya ada di Danau Laut Tawar. Ikan ini mirip ikan teri. Ikan ini punya musim. Biasanya ikan ini muncul antara bulan April sampai Agustus. Disebut Depik karena pada bulan tersebut terjadi angin kencang. Musim angin ini disebut musim angin Depik. Sebelum musim tiba, gerombolan Depik bersembunyi di selatan danau, di kaki Gunung Bur Kelieten. Gunung tertinggi di sekitar Laut Tawar. Cara menangkap ikan ini juga cukup unik, dibuat semacam bendungan dari batu dilengkapi dengan alat khas bernama bubu. Ikan ini dijual dalam takaran bambu, bukan kilo.

Selain ikan basah, ikan ini dijual juga kering, harganya lebih mahal. Satu bambu harganya bisa puluhan ribu. Ikan depik ukurannya sebesar jari telunjuk, nama lainnya tidak diketahui, soalnya depik cuma ada di Danau Laut tawar. Ikan Depik ini adalah sejenis ikan wader atau cere yang rasanya sangat gurih dan agak pahit dibagian kepala. Ikan ini juga punya cerita. Konon, dari kisah yang berkembang di masyarakat, ikan ini berasal dari butiran nasi yang di buang ke danau, kemudian menjelma menjadi ikan. Selain ikan Depik danau ini juga punya ikan khas, yang dalam bahasa setempat disebut ikan Denung. Bentuknya seperti ular, giginya tajam, ekor sangat berbahaya. Kalau ekornya sudah lengket kemana saja susah dilepas, biasanya kalau kena pancing ekornya langsung dipotong.

Ikan Depik jarang dapat ditemui. ”Ikan Depik kini mulai berkurang, musimnya juga tidak tentu lagi, ini disebabkan karena air danau sudah tidak bagus lagi,” ujar Salmiah pedagang ikan di Pasar Takengon. Pedagang ikan ini kebanyakan perempuan. Masalah lainnya adalah saat air danau sudah tercemar, berasal dari aktifitas ekonomi masyarakat seperti pemupukan dan limbah rumah tangga. Ini membuat berkurangnya ikan di danau ini.

Di Danau Laut Tawar terdapat 22 jenis ikan yang terdiri dari 15 jenis ikan setempat (ikan Natif) dan 7 jenis diintroduksi dari daerah lain. Di sekitar danau juga hidup beragam fauna, serangga yang dijumpai di sekitar danau berjumlah 49 jenis dengan tingkat kepadatan antara 1-200 individu/meter.

Jumlah ikan di dananu juga mulai berkurang. ”Menangkap ikan di danau sekarang tidak seperti dulu, kalau dulu banyak dapat ikan, tapi sekarang susah dapatnya, harus benar-benar sabar,” papar Udin, nelayan asal kampung Bale, Kecamatan Laut Tawar.

Dinas Petenakan dan Perikanan Aceh Tengah mengaku, telah melakukan restocking, yaitu penyebaran benih sekitar 60.000 dari berbagai jenis ikan. Selain itu, melakukan sosialisasi alat tangkap. ”Tapi hasilnya masih saja ada nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan alat-alat tangkap yang terlarang,” ujar Ir. Zulkifli, Kepala Bidang Perikanan Aceh Tengah.

Di sekitar danau, kini banyak hutan yang gundul. Banyak terjadi perambahan yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk membuat perkebunan. Penebangan liar juga terus terjadi. Meski tidak sebanyak ketika konflik dulu. Jika kita berkeliling, akan dijumpai gunung yang tandus di sepanjang gugusan Bukit Barisan. Sebagian besar tampak bekas-bekas kebun yang ditinggalkan. Kayu, yang tumbang juga banyak. Sebagian tempat, terlihat bekas-bekas kebakaran hutan. Yang tersisa hanya pemandangan bebatuan terjal dan batang-batang pohon yang hangus.

Menurut data Dinas Kehutanan, luas lahan kritis di kawasan itu 8.842 hektar, terdiri dari 6.450 hektar dalam kawasan hutan, dan 4.400 hektar di luar kawasan hutan. Menurut para ahli, untuk menjaga kelestarian danau Laut Tawar, idealnya dibutuhkan 25 ribu hektar luas hutan sebagai daerah kawasan tangkapan air.

Di sekitar danau saat ini hanya terdapat 74,57 pohon per hektar, idealnya 201 pohon perhektar. ”Kita telah siagakan 30 petugas polisi hutan, di tempat kecamatan di sekitar danau. Kita juga siagakan 24 penjaga api,” ujar Ir. Sahrial, Kepala Dinas Kehutanan Aceh Tengah. Untuk penghijauan di sekitar danau telah diprogramkan tahun 2007 dan 2008. Dananya delapan miliar yang berasal dari dana pusat. Pohon yang ditanam adalah pinus, mahoni, alpukat dan kayu manis.

Dinas Kehutanan Aceh Tengah, telah melakukan sosialisasi untuk penjagaan hutan di sekitar danau kepada masyarakat setempat, agar tidak merambah dan membakar kawasan hutan, melalui berbagai cara termasuk melalui radio. ”Tapi hasilnya belum maksimal,” kata Sahrial.

Di sekitar danau, terdapat 20 kampung, di empat wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Bintang, Kebayakan, Bebesan dan Kecamatan Laut Tawar. Warga setempat mayoritas petani dan nelayan.

”Lahan untuk perkebunan sekarang sudah sempit, setelah Aceh damai, tanah makin mahal. Kami tidak sanggup membelinya,“ ujar Fahrizal, warga Kampung Nosar, Kecamatan Bintang. Dia membuka lahan dekat danau. Masih kata Fahrial. Kalau tidak bertani, dia tidak tahu mau berusaha apa lagi. Dulu, sebelum konflik berkecamuk, Fahrizal punya kebun kopi di Jamur Atu, Kecamatan Syiah Utama di Bener Meriah, tiga hektar. Kopinya sudah berbuah ratusan kilo sekali panen.

“Karena konflik, kebun itu terlantar, kini jadi hutan, saya kapok berkebun jauh-jauh, lebih baik yang dekat rumah saja,“ papar lelaki dua anak ini. Fahrizal tahu, kalau membuka kebun di sekitar danau dapat mengganggu sumber mata air untuk pasokan air danau. “Tapi, bagaimana lagi, saya enggak tahu usaha lain. Saya enggak punya keahlian," kata lelaki tamatan SMP ini. Dia juga mengaku tidak mendapat bibit tanaman penghijauan yang diprogramkan Dinas Kehutanan Aceh Tengah.

“Penyusutan air memang terjadi, tapi itu adalah hal yang wajar saya kira. Dan hal itu tidak bisa dihindari,“ ujar Ir, Nugersyah, Kepala Kantor Lingkungan Aceh Tengah. Ia mengatakan, dari hasil penelitian Kantor Lingkungan Hidup, air danau Laut Tawar masih layak di minum. Kadar logamnya masih di ambang batas. Masih bisa dikonsumsi. Nugersyah membantah, kalau kondisi danau makin hari makin rusak. Ia berdalih itu adalah tuntutan jaman yang tidak bisa dihindari. Meski ia mengaku tidak mempunyai data yang akurat.

Masalah lain adalah eceng gondok yang hidup mengapung di atas permukaan air danau. Makin lama, eceng gondok terus berkembang di danau. Tumbuh dengan cara menghisap air dan menguapkannya kembali melalui bagian tanaman yang kerkena sinar matahari melalui proses evaporasi. Hal itu juga ikut andil dalam proses menyusutnya air danau. Dalam perkembangannya, eceng gondok mempunyai kemampuan besar untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan keadaan lingkungan. Sebatang eceng gondok dalam waktu 52 hari mampu menghasilkan tanaman baru seluas 1 meter kubik.

“Sekarang masalahnya, belum ada sebuah lembaga yang fokus mengelola danau,“ Nuger beralasan. Kata dia. “Kita sudah mewacanakan ke arah itu, tapi kita belum mulai,“ ujar Ir. Nasaruddin MM, Bupati Aceh Tengah. Salah satunya, kata Nasaruddin adalah Pemda Aceh Tengah akan membuat kerja sama dengan pihak pembangun mega proyek PLTA Peusangan. Mega proyek yang sempat terhenti karena konflik dan akan diteruskan pembangunan itu, sumber tenaganya adalah arus sungai Peusangan yang airnya berasal dari Danau Laut Tawar. Proyek ini terletak di Angkup, Kecamatan Silih Nara.

”Saat ini, penelitian tentang danau, belum ada yang lengkap dan detil. Padahal keberadaan danau ini sangat penting di Aceh,” ujar Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin. Dia mengatakan, kerusakan danau ini akan membawa pengaruh ke daerah kabupaten di sekeliling Aceh Tengah. Hal itu karena Aceh Tengah adalah daerah dataran tinggi.

Selain punya potensi wisata, ternyata, danau ini juga punya potensi pertambangan. Potensi pertambangan yang belum dieksplorasi adalah Lempung (12,87 juta ton), Batu Gamping (60 juta ton), Marmer (7.800 juta ton), fosfat dan lain-lain.

”Sudah ada investor yang berminat,” ujar Nasaruddin. Dia optimis kalau masuknya investor tidak akan merusak lingkungan di sekitar danau. ”Kita akan memberikan penekanan pada mereka untuk menjaga lingkungan di sekitar danau,” tambahnya yakin. Entah bagaimana kenyataannya nantinya.


Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:
www.kabarindonesia.com

air terjun meungaya gayo

Berada di sisi selatan Danau laut tawar lembah yang dikelilingi hutan pinus ini ternyata menyimpan satu lagi pesona alam Dataran Tinggi Gayo, kekayaan alam itu adalah gemercik air terjun yang jatuh dari ketinggian pegunungan Burni Kelieten AcehTengah yang menjadi benteng danau laut tawar.

Air terjun yang berada di Dusun Mengaya Kecamatan Bintang ini mempunyai ketinggian yang berpariasi,mulai dari 1 s/d 50 m. mengalirkan air dingin pegunungan yang jernih hasil dari penyaringan alamiah dengan sumber air yang terserap hutan rimba sekitar danau.

Air terjun yang pertama sekali di perkenalkan Mahasiswa Pencinta Alam Gajah Putih ini sekarang masih di kelola secara sederhana oleh masyarakat setempat dan di harapkan akan di kelola secara profesional agar dapat menjadi salah satu sektor pariwisata penting di Tanah Gayo dan menjadi penggerak perekonomian masyarakat.

Selasa, 04 Agustus 2009

mbah surip meninggal dunia


Mbah Surip Meninggal Dunia
Selasa, 04 August 2009 11:33 WIB

alagkan terkejutnya saya mendengar kabar meninggalnya sang fenomenal, mbah surip yang belakangan sukses dengan lagu tak gendong, saya langsung teringat akan kerja keras dan perjuangannya yang tanpa lelah dalam menjalani hidup di tengah kerasnya dunia. kehidupan jalanan yang dilaluinya ternyata mengantarkan dia ke gerbang kesuksesan yang luar biasa..namun takdir tuhan berkata lain,, belum sempat beliau menikmati hidangan gula dan kopi satu miltyar yang dia impikan dalam guyonannya,, malaikat pencabut nyawa datang memanggilnya kepangkuan sang khalik..belum juga sempat dia bagikan helicopter satu satu untuk tiap penduduik negeri ini dalam mimpinya menjadi presiden..
innalillahiwainnailaihi rojiun

love u full mbah..

Rabu, 29 Juli 2009

si kecil silviara kupinte


masa kecil merupakan masa yang paling indah bagi semua orang, tangis, tawa, canda, merupakan ekspresi yang tanpa beban tak terbanding dengan apa yang dihadapi ketika telah tumbuh seiring usia,pola pikir yang berubah menjadikannya sebagai masalah, mulai bangun dari tidur yang hanya sekejap hingga tertidur lagi pada waktunya merupakan masalah bagi sebagian orang karena ketidak mapanan dari apa yang mereka dapatkan dari masa kecil.terlepas itu ketika kita yang sekarang telah tumbuh besar telah mapan atau masih harus berjuang mencapai angan.. masa kecil telah menempa kita untuk belajar banyak dari keluarga, teman, sahabat, dan lingkungan.

silviana kupinte..adikku yang sekarang sedang riang riangnya di rumah..disana di pangkuan ibuku yang dengan lembut mengeluskan jarinya di ubun ubun..silvi tersenyum lepas, kerinduanku padanya telah membawanya kedalam mimpiku semalam hingga teruang kedalam tulisan ini..kerinduan pada sosok kecil yang mungil dan sedikit jahil dan sering mengganggu kakaknya pia yang sekarang telah menaiki tangga pendidikan kelas IV Madrasah Ibtidayah di takengon.

silviara kupinte, sebuah nama cantik bermakna sejarah dalam keluarga yang hidup bersahaja di dataran tinggi gayo, silvi merupakan ungkapan dari sejarah sel tahanan yang menjadi tempat di tahannya si sulung sebagai korban fitnah di masa konflik panjang negeri aceh beberapa tahun kebelakang..ara kupinte sebagi ungkapan do'a keluarga petani kopi yang memanjatkan do'a kepangkuan tuhan akan harapan yang tak pernah susut.

sekarang dia mungkin tersenyum disana, atau entah dia sedang menangis, atau sekedar memetik buah strawberi atas teras rumah yang terhubung dengan tagga dari kayu yang dibuat seadanya..atau memasak sayur sayuran dari daun beringin yang menghiasi halam rumah.dengan bumbu sedikit debu di campurbatu bata yang dilarutkan dengan air..

Minggu, 12 Juli 2009

senin pagi

adduh,,,bangun pagi pagi rencana nya mo nganter do'i pergi kampus...weh malah keleelet,,talat bangun...ketiduran lagi gara gara mata nie berat banget...

paksa dikit deh biar beratnya terasa dikit aja,ga banyak banyak. bergegas aja ke kamar mandi...mbluemmmm nyebur langsung ke dalam bak...suerrrrrrrrrrrrrrrr seger....

Kamis, 09 Juli 2009

lampuuk


halo...halo juga.. eh ke lampuuk yuk,, ah? asyik juga tuh,,oh ya eyyalah, dahlama kan gak ke sana/ iya neh dah sebulan lebih kayaknya,op..pingen mande laut lagi, bisa guling guling di pasir putih, bisa berteduh di baah cemara, wo ademnya..angin nya itu lhoh..seuger tau.. yuk lah ah benar lagi dah mo liat sunset pula lagi.. yuk,,,

lokasi photo: pantai lampuuk aceh besar

bouldering di pantai lampuuk


membayangkan orang orang bergelayut dengan jari-harinya yang kokoh mengantarkan kakiku menuju tebing, dalam sekejap dan perlahan mulai menanggalkan pakaian yang membalut tubuh, dengan sedikit semangat coba merenggangkan otot otot yang kaku..

dalam sekejap sirna sudah semua penat yang tersapu keringat saat meraih satupersatu celah yang membelah tebing..dengan sedikit vower dan lebih mengandalkan otot menembus kasus kasus yang menantang.

Rabu, 08 Juli 2009

pantai lhokmee

berjarak sekitar 15 km dari banda aceh..anda telah ditunggu hamparan pasir putih yang tenang, terumbu karang yang mulai tumbuh setelah di hantam tsunami, ikan ikan karang,hutan jambu, bukit sabana, kebun kelapa, dan tentu suasana tenang yang di sajikan dikala senja dan bulan purnama, anda tak dapat membayangkan bagaimana indahnya tatkala tubuh anda telentang di atas haparan pasir di bawah purnama sambil memandang ke atas cakrawala bertabur bintang dan sinar kejora...
keindahan alam yang tak terlupakan...















pulau rubiah


Pulau Rubiah adalah pulau yang terletak di Indonesia. Pulau Rubiah merupakan bagian dari wilayah kota Sabang, provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

bagi anda yang suka perpetualang maupun sekedar rekreasi bersama keluarga, jadikan pulau ini menjadi salah satu tujuan wisata anda..pulau ini meyajikan keindahan pantai yang tenang dengan hamparan pasir putih dan di kelilingi hijaunya pepohonan menambah suasana perjalan anda akan sangat mengesankan. di sini anda di sajikan panorama bawah laut yang menawan..

lokasi photo: pulau rubiah sabang

anak alam di pulau aceh

aceh..pada saat orang mendengar kata ini tentunya berbagai persepsi yang terbayang dalam kepala mereka.ada yang menangis mengenang sejarahnya, ada pula yang menatapya dengan serakah unutuk mengeruk isi alamnya..
"sebagai anak manusia yang terlahir di alam dan akan kembali ke alam...sedikit mengagumi keindahan alam dengan menyatu bersamanya adalah hal kecil terindah yang bisa dilakukan daripada merusaknya"


Pulau Nasi

Pulau Nasi barada di sebelah timur pulau sumatera, tepatnya di ujung antara banda aceh,pulau breuh dan sabag . berdasarkan titik koordinat, pulau ini berada di koordinat 5°37′0″LU,95°7′0″BT.

Secara administratif pulau ini termasuk dalam wilayah kecamatan Pulau Aceh, Kabupaten Aceh Besar.

Pulau Nasi hanya terdiri dari lima desa. Di antaranya Lamting, Dedap, Rabo, Pase Janeng dan Alue Rieng. Lamting merupakan desa dengan penduduk terbanyak. Penduduk pulau Nasi kesemuanya adalah pendatang dari daratan Aceh maupun dari pulau Weh dan pulau lainnya.yang mana sebagia besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan bertani.





lokasi photo :alue rieng pulau nasi NAD